Rabu, 28 September 2011

Batu Berharga



Pada suatu hari seorang pedagang batu permata dari Xinjiang berkunjung ke toko permata sedang membicarakan masalah bisnis, dia melihat di toko tersebut ada sebuah batu yang mengkilat setengah transparan, dia bermaksud menukar batu tersebut dengan sepotong permata berharga yang dibawanya, tetapi pemilik toko tidak setuju. Dia mencoba beberapa kali menawar batu tersebut, tetapi pemilik toko sengaja ingin menjualnya dengan harga tinggi, akhirnya transaksi tersebut batal.
Didalam hati pemilik toko berpikir, batu yang terlihat biasa-biasa saja kenapa ada orang yang berani membeli dengan harga tinggi? Apa kelebihan batu ini? Jika saya mengasah supaya bentuknya lebih cantik, pasti lebih banyak orang yang suka. Oleh sebab itu dia mengasah batu ini dan melubangi batu ini kemudian diberi sebuah pita merah, sekarang bentuk batu ini kelihatan bulat dan lebih anggun. Tetapi setelah setahun berlalu, batu yang cantik ini masih tidak laku, pemilik toko menjadi heran.
Akhirnya, pedagang batu permata dari Xinjiang ini datang kembali ketokonya, setelah melihat batu yang telah diasah ini dengan rasa sedih sambil menggelengkan kepalanya dia berkata, “Sebenarnya batu ini adalah sebuah batu pusaka yang ternilai harganya, sebelumnya ada 12 lubang kecil dibatu ini, seperti jarum jam yang berputar, setiap jam lubang kecil dibatu ini akan mengeluarkan cahaya merah, setiap jam akan berubah, batu permata ini adalah sebuah jam yang alamiah, tetapi setelah diasah batu ini menjadi kehilangan keseimbangannya, sedang lubang kecil yang seperti jam juga sudah hilang, sehingga batu ini menjadi barang yang tidak berharga lagi, dahulu batu permata ini bisa dijual dengan puluhan ribu dollar, sekarang 100 dollar juga belum tentu ada yang berminat membelinya, karena batu ini sekarang seperti batu biasa, apalagi setelah diasah dia akan cepat lapuk, setelah beberapa tahun dia akan hancur.” Setelah selesai mengucapkan hal ini pedagang batu permata dari Xinjiang ini membalikkan badannya berjalan berlalu dari sana.
Cerita ini mengajarkan kepada kita yang pertama adalah teliti dan pelajari dulu sebelum bertindak, jadi orang jangan sok pintar, yang kedua adalah menjaga keaslian dan sifat alamiah barang tersebut,  penampilan luar yang gemerlapan bukan berarti menjadi barang yang berharga, walaupun ada yang mengatakan bahwa batu giok tidak diasah tidak akan berguna, tetapi ada juga batu permata yang diasah akhirnya menjadi batu yang tidak berharga lagi. (Erabaru/hui)

Sabtu, 24 September 2011

SleepBox: kamar tidur dalam kotak di airport akhirnya terpasang juga


Akhirnya ada juga kamar tidur dalam kotak yang disebut SleepBox di airport Sherematyevo, Moscow sana.




Kotak berukuran 2,5 x 1,6 x 2,5 m ini berisi 2 buah ranjang tipe single yang disusun bertingkat dan di dalamnya terdapat colokan listrik sehingga anda bisa tetap kerja dengan notebook atau sekedar isi ulang, pastinya anda bisa istirahat dengan tenang.
Di konsep awalnya sebenarnya SleepBox punya sprei yang otomatis bisa ganti sendiri dengan sistim gulung tetapi saat ini, yang dipasang masih manual alias harus ada seseorang yang menggantinya.
SleepBox memang bisa menjadi solusi bagi para penumpang yang waktu keberangkatannya masih lama dan enaknya, kita tidak perlu malu walaupun tidur kita mendengkur bak suara traktor.







Jumat, 23 September 2011

Mata Buta Hati Terang



Ada seorang pemuda yang buta sedang bermain piano, seorang pelajar mendekatinya dan bertanya kepadanya, “Berapa usia anda?” Si buta menjawab, “Saya berumur 15 tahun.” “Sejak kapan engkau menjadi buta?” “Sejak usia 3 tahun.”
“Kalau begitu engkau sudah buta selama 12 tahun, setiap hari dalam kegelapan, tidak dapat melihat bulan, matahari, gunung-gunung, tidak tahu kehidupan dalam masyarakat, tidak tahu penampilan keindahan dan keburukan wajah manusia, tidak melihat keindahan pemandangan alam, apakah tidak terlalu menyedihkan?”.
Pemuda buta ini dengan tersenyum menjawab, “Engkau hanya tahu orang buta itu buta, tetapi tidak tahu bahwa orang normal itu banyak yang buta, walaupun mata saya tidak bisa melihat, tetapi keadaan tubuh saya normal saya dapat bergerak bebas, mendengar suara saja saya sudah tahu siapa itu, mendengar percakapan orang saya dapat mengetahui apakah dia orang baik atau orang jahat, saya dapat memperkirakan kondisi jalan untuk mengatur laju kecepatan, tanpa takut terjatuh,..
Seluruh pikiran dan jiwa saya dengan konsentrasi melakukan pekerjaan saya, dengan gigih meningkat maju, tanpa membuang-buang energi mengurus urusan yang konyol, lama kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan, sehingga saya tidak sedih lagi karena mata saya buta. 
Tetapi sekarang dimasyarakat banyak yang matanya walaupun dapat melihat, tetapi dibutakan oleh hasrat, terlalu banyak melihat hal-hal yang buruk, sehingga tidak bisa membedakan kebijaksanaan dan kebodohan, tidak bisa membedakan orang baik dan orang jahat, tidak mengetahui penyebab kekacauan maupun ketenangan, buku dan puisi yang terletak didepan mata tetapi pikiran melayang kemana-mana, sehingga tidak memahami esensinya.
Ada juga orang yang memutar balikkan fakta, berbuat jahat, tidak bisa bertobat sehingga akhirnya terperangkap didalamnya, apakah orang-orang tersebut tidak mempunyai mata? Apakah orang yang dengan mata terbuka sengaja berbuat kesalahan apakah mereka bukan orang buta?   Mereka sebenarnya dibandingkan dengan orang yang seperti saya yang secara fisiologis buta lebih tercela dan lebih menyedihkan!”
Pelajar ini tidak bisa lagi mengucapkan sepatah katapun.
Cerita ini mengungkapkan filfasat hidup, kebutaan fisik ini tentu menyedihkan, tetapi buta secara psikologis lebih menyedihkan lagi. Kebutaan adalah kelemahan utama, tetapi dalam kebutaan ini jika kita dapat berkonsentrasi mempelajari sebuah keahlian yang akhirnya dapat mencapai hasil yang baik dan memahami wawasan dalam prinsip-prinsip kehidupan. Tetapi walaupun mata ini melek tetapi selalu melakukan pelanggaran, melakukan perbuatan menyimpang maka orang tersebut adalah  “orang yang buta mata hatinya”.  (Erabaru/hui)

Rabu, 14 September 2011

Levitatr: Keyboard Bluetooth pertama di dunia yang tombolnya bisa nongol otomatis


Namanya aneh yaitu LeviTaTr dan bentuk serta ukurannya memang kurang nyaman tetapi inilah keyboard bluetooth pertama di dunia yang tombolnya bisa nongol sendiri ketika akan digunakan.
Ketika tidak digunakan, LeviTaTr  terlihat rata tetapi ketika kita mulai menyentuhnya maka tombol-tombol keyboard akan keluar atau nongol dan kalau agak gelap, LeviTaTr juga dilengkapi dengan LED Bakclight di semua tombol.


Di bagian belakang juga terdapat built-in kickstand yang terbuat dari alumunium yang bisa digunakan sebagai dudukan untuk tablet.
LeviTaTr menggunakan 4 buah baterai jenis AAA dan akan dijual segera dengan harga US$ 79 (sekitar Rp. 600 ribuan).






Tanpa Menunda


Bhiksu tua membawa muridnya turun dari gunung untuk menemui umat yang akan mendermakan makanan, setelah menerima makanan, dalam perjalanan pulang bertemu dengan seorang wanita tua miskin yang sedang sekarat karena kelaparan.
Bhiksu tua memerintahkan muridnya untuk memberikan sebagian makanan dan uang yang mereka terima untuk perempuan tua ini, pada mulanya muridnya merasa enggan,  bhiksu tua lalu menceramahi muridnya,”Hidup mati dan berbuat baik adalah niat pikiran yang timbul sejenak, makanan dan uang itu bagi kita adalah bahan untuk mengisi perut tetapi bagi wanita tua ini hal ini dapat menyelamatkan nyawanya.” 
Muridnya sambil berpikir antara mengerti dan bingung menjawab dengan hormat, “Nasehat guru akan saya ingat seumur hidup saya, dikemudian hari jika saya dapat membangun kuil ,dapat mengumpulkan uang dan makanan yang banyak saya pasti akan membantu fakir miskin.” Bhiksu tua setelah mendengar jawaban muridnya menghela nafas dan mengoyang-goyangkan kepalanya.  
Beberapa tahun kemudian sebelum bhiksu tua ini meninggal dunia dia menyerahkan sebuah kitab suci ke tangan muridnya, mulutnya berkomat-kamit ingin menyampaikan pesan, tetapi sebelum sempat terucap dia sudah menghembuskan nafas terakhir.
Murid ini  mewarisi kuil dan menjalankannya dengan sukses, dalam beberapa tahun kuil kecil dan tua ini telah dibangun menjadi sebuah kuil yang besar, murid ini selalu berpikir setelah  kuil selesai dibangun, sesuai dengan nasehat gurunya dia akan membantu para fakir miskin, tetapi setelah kuil selesai dibangun dia masih kurang puas terus mengekspansi, sehingga beberapa puluh tahun telah berlalu dan kuil ini menjadi sebuah kuil yang megah, karena selama puluhan tahun ini dia sibuk terus membangun kuil oleh sebab itu dia sama sekali tidak pernah membantu orang dan mengabaikan berbuat baik. Ketika ia akan menemukan ajalnya, tiba-tiba dia teringat kepada kitab suci yang diberikan gurunya, mengambil kitab suci itu dan membuka didalamnya tertulis seperti nasehat gurunya yang pada saat mudanya belum dipahami arti yang sebenarnya, “Membantu orang sekali, lebih bagus daripada membaca kitab suci selama 10 tahun.”
Sebenarnya membantu orang lain tidak usah menunggu sampai diri kita sendiri benar-benar kaya , setiap saat kita bisa membantu orang lain ,  membantu orang lain harus keluar dari hati nurani yang tulus, sedangkan pikiran yang timbul bahwa menunggu kita benar-benar mampu dan kaya baru membantu orang lain, itu hanya alasan untuk menutupi hati yang tidak tulus untuk membantu orang lain. (Erabaru/hui)

Rabu, 23 Maret 2011

Srigala dan Monyet


Di tengah sungai ada sebuah pulau kecil, diatas pulau tumbuh sebatang pohon buah pir yang sedang berbuah sangat ranum, buahnya banyak sekali.
Srigala ingin memakan buah pir, tetapi tidak bisa menyeberangi sungai.
Monyet juga ingin memakan buah pir, tetapi juga tidak bisa menyeberangi sungai.
Monyet dan srigala kemudian berembuk, akan membuat sebuah jembatan menyeberangi sungai dan memetik buah pir kemudian dibagi rata.
Monyet dan srigala bekerja sama dengan sekuat tenaga mereka mengambil sebatang pohon diletakkan antara pinggir sungai dan pulau kecil membuat sebuah jembatan kecil yang hanya bisa diseberangi satu orang saja.
Jembatan ini sangat kecil, tidak mungkin pada saat bersamaan diseberangi dua orang,
Srigala berkata kepada monyet, “Saya pergi keseberang lebih dahulu, kemudian engkau menyusul.”
Srigala segera menyeberangi jembatan sampai dipulau, sifat licik srigala segera timbul dia ingin sendirian menguasai buah pir, lalu dia membuang jembatan kayu kedalam sungai.
Srigala dengan licik tertawa sambil berkata kepada monyet, “Nyet, pulanglah ke rumahmu, engkau tidak punya kesempatan memakan buah pir ini.”
Mendengar dan melihat perbuatan srigala yang licik, monyet sangat marah, tetapi dia segera sadar dengan tertawa terbahak-bahak dia berkata,” ha…ha..ha.. Srigala licik memang engkau dapat memakan habis semua buah pir ini, tetapi engkau selamanya tidak bisa kembali kesini lagi!”
Setelah mendengar perkataannya, srigala berubah menjadi panik, lalu dengan memohon dia berkata kepada monyet, “monyet yang baik, kita berdua adalah sahabat, tolong carikan akal supaya saya dapat kembali kesana!”
Monyet tanpa menjawab membalikkan badan meninggalkan srigala sendirian dipulau itu.
Cerita ini memperingatkan kita, orang yang egois selalu menganggap dirinya lebih pintar dari orang lain, selalu mencari kesempatan mengambil lebih banyak keuntungan dari orang lain, mereka tidak menyadari keegoisan mereka malahan dapat merugikan diri sendiri, ingin menyakiti orang lain akhirnya diri sendiri yang disakiti.  Jika dalam masyarakat ini semua manusia berubah menjadi egois, apa akibatnya? Mungkin yang mereka hadapi adalah tidak ada rasa percaya diri dan tidak ada lagi kehangatan dan ketenteraman lagi didunia ini. (Erabaru/hui)

Senin, 21 Maret 2011

Memukul Nyamuk


Dahulu ada seorang yang membantu orang lain mencuci baju sebagai nafkah hidupnya. Karena hidupnya susah rambutnya rontok dengan cepat, sehingga menjadi gundul.
Pada suatu hari tukang cuci ini membawa anaknya pergi ke sungai mencuci pakaian, setelah sampai di pinggir sungai mulai mencuci pakaian, setelah mencuci habis semua pakaian sudah tengah hari, mereka berdua lalu berkemas-kemas hendak pulang ke rumah.
Pada saat itu adalah musim panas, di tengah hari matahari sangat terik, karena telah bekerja mencuci pakaian setengah hari, kedua tangannya menjadi pegal, kakinya menjadi lemas, pinggangnya sakit, tubuhnya terasa lelah semuanya. Ditambah musim panas matahari sangat terik, membuat seluruh pakaiannya basah kuyup oleh keringat, lalu dia mencari sebatang pohon yang rindang, menghamparkan plastik tempat pakaian diatas tanah dibawah pohon merebahkan tubuhnya yang lelah ingin beristirahat sebentar, angin sepoi-sepoi membuat dia segera tertidur nyenyak.
Karena musim panas banyak nyamuk berkeliaran, ada seekor nyamuk terbang kearahnya, hinggap diatas kepalanya yang gundul mulai menggigit dan mengisap darahnya.
Anaknya sangat menyayangai orang tuanya, dia adalah seorang pemuda yang sangat berbakti, pada saat ini dia melihat nyamuk tersebut menggigit dan mengisap darah bapaknya, dia menjadi marah, dengan telunjuknya dia menunjuk kepada nyamuk dan memaki, “Hai bajingan busuk, engkau sungguh berani menggigit dan mengisap darah bapakku, saya akan menghajar engkau!”
Dia bermaksud memukul nyamuk itu dengan tangannya, tetapi kemudian berubah pikiran: memakai tangan memukul sangat ringan, menguntungkan nyamuk ini! Sambil berpikir demikian lalu dia mengambil kayu untuk mencuci pakaian, membidik dengan tepat nyamuk yang berada diatas kepala bapaknya, mengangkat kayu dengan sekuat tenaga memukul ke arah nyamuk ini.
Akhirnya nyamuk ini segera terbang, tidak  kena, tetapi bapaknya karena kepalanya dipukul dengan sekuat tenaga dengan kayu mati seketika.
Memukul nyamuk cukup dengan telapak tangan, hasilnya sudah akan sangat bagus, dengan kayu malahan hasilnya akan meleset. Oleh sebab itu ketika kita membuat sebuah keputusan melaksanakan sebuah hal, bukan dengan kekerasan dapat menyelesaikan persoalan, kita harus dengan bijaksana melihat masalah dan mencari jalan yang paling aman menyelesaikan masalah tersebut. (Erabaru/hui)